Sabtu, Maret 14, 2009

FILM KARYA ANAK MEDAN DIPUTAR DI BALI

SEBUAH film karya anak Medan berjudul “Perempuan Nias Meretas Jalan Kesetaraan (PNMJK)” akan diputar pada acara Konfrensi Asia Tenggara Child Sex Tourism (CST) pada 18-20 Maret di Sanur Paradise Bali. Film bergenre dokudrama yang diproduksi PKPA, SFD dan AJI Medan itu, rencananya disaksikan peserta konfrensi dari mancanegara yang konsern dalam penanggulangan dan penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA).
Koordinator Sterring Committe CST Ahmad Sofyan menyebutkan, film PNMJK telah lolos masuk agenda konfrensi sejak sepekan lalu. Kini panitia tengah menyiapkan sebuah ruangan khusus untuk pemutaran film itu. ”Kita lebih memilih film produksi anak-anak Sumatera Utara itu ditayangkan, bukan saja karena faktor tontonannya yang menarik dan edukatif, tapi film PNMJK juga merupakan simbol medium kampanye untuk menolak pernikahan usia dini,” ujar Sofyan menjelaskan.
Mendengar informasi film PNMJK akan diputar di Bali sekaligus menjadi ikon medium tolak pernikahan usia dini, sang sutradara film dari Sineas Film Documentary (SFD) Medan, Onny Kresnawan, mengaku terharu sekaligus bersukacita. Menurutnya, upaya dan kerja keras kawan-kawan yang terlibat dalam produksi PNMJK ternyata terus diapresiasi positif di luar daerah.
”Semua itu berkat kerja keras dan keseriusan teman-teman kru dan para pemerannya. Semoga film PNMJK bisa menjadi terobosan baru sebagai medium kampanye yang berdaya kontrol sosial bagi publik di dalam maupun luar negeri,” tutur Onny yang mulai mempersiapkan keberangkatannya ke Bali.
Film PNMJK diangkat dari sebuah penelitian serta fenomena sosial budaya masyarakat di Pulau Nias, Sumatera Utara dan langsung diperankan oleh anak-anak Nias dan masyarakat setempat.
Film berdurasi 35 menit dan memakai subtitle Inggris itu berkisah tentang seorang anak bernama Yanti (diperankan Vini S Zega) yang akan dinikahkan usai menamatkan pendidikan menegah pertamanya. Namun, bercermin dari kisah tragis kakaknya, Mira (diperankan Noveria Zega), ia berontak meski resikonya harus menghadapi berbagai pertentangan. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar