Jumat, Juni 12, 2009

MENGGAGAS JALUR PORT KLANG - TANJUNG TIRAM - PANTAI PERJUANGAN

BELUM banyak yang tahu, Batubara punya dermaga khusus yang menghubungkan kabupaten tersebut dengan negara tetangga, Malaysia. Kalau Kota Medan punya Pelabuhan Belawan yang terhubung dengan Pulau Pinang, pelabuhan di Batubara justru punya jalur perhubungan ke kawasan semenanjung Malaysia.
Pelabuhan Tanjung Tiram, nyatanya telah disinggahi kapal penumpang cepat Ferry Suka Express yang bolak-balik ke Port Klang sebanyak tiga kali seminggu tiap Senin, Rabu dan Jumat.
“Ke depan, mungkin bakal ada satu ferry lagi yang beroperasi, sehingga dalam seminggu bakal full jadwal penyeberangan Tanjung Tiram ke Port Klang dan sebaliknya,” kata Asisten I Bidang Pemerintahan Pemerintah Kabupaten Batubara, Sakti Sinaga SH.
Dengan waktu tempuh sekitar empat jam, berarti akan lebih efektif dibandingkan warga Batubara harus ke Medan dulu jika ingin ke Malaysia. Apalagi kalau tujuannya ke wilayah semenanjung bukannya khusus ke Pulau Pinang.
“Sayangnya, dermaga di Pelabuhan Tanjung Tiram sangat kecil, hanya mampu disandari satu kapal. Sehingga dermaga tersebut perlu ditingkatkan jika nantinya jadwal ferry lebih intens,” ujar Sakti.
Terlebih, kabupaten baru ini tengah menggagas suatu rencana besar untuk menjadikannya daerah tujuan wisata bertaraf internasional. Salahsatunya potensi Pantai Perjuangan Kecamatan Sei Suka yang tengah dikenalkan melalui event Festival Internasional Pemuda Olahraga Bahari (FIPOB) IV/2009.
Jarak Tanjung Tiram ke Pantai Perjuangan yang hanya berkisar 25 km memang potensial untuk membuka jalur wisata Port Klang – Tanjung Tiram – Pantai Perjuangan yang bias dikunjungi turis-turis asing terutama dari Malaysia.
Memang, dalam jarak lebih dekat ke Pantai Perjuangan, ada dermaga yang lebih memadai. Namun itu merupakan milik perusahaan industri yakni PT Inalu, Multi Mas dan Domba Mas.
“Harapannya juga, investor mau datang membangun fasilitas-fasilitas pendukung seperti hotel, resort, restoran, pust rekreasi dan lainnya. Sehingga potensi yang telah ada ini bisa lebih dikembangkan,” ucap Sakti.
Target Pemerintah Kabupaten Batubara sendiri, menurut Sakti, dalam lima tahun ke depan daerah ini bisa bangkit mengangkat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya.
Satu lagi rencana besar mereka yakni membangun kawasan kantor pemerintahan di kawasan pesisir pantai bukannya di pinggir jalan lintas Sumatera. Lokasinya masih di Kecamatan Limapuluh, di kawasan yang dinamai Pantai Sejarah.
“Kalau ini terealisasi, mungkin jadi satu-satunya di Sumut yang kawasan pusat pemerintahannya berada di pesisir pantai. Sekaligus kita ingin membangun kawasan pesisir yang selama ini termarjinalkan, sehingga tidak ada lagi konotasi kumuh, sanitasi buruk dan penduduknya miskin,” sambung Sakti.
Ditambah potensi pertanian dan perkebunan serta industri, maka konsep agromarinepolitan yang tengah dikembangkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara layak dikembangkan di sini.
Gambaran ringkasnya, Kabupaten Batubara punya lahan persawahan seluas 14.000 hektar yang sentranya di Kecamatan Medan Deras dan Sei Suka. Sektor pertanian juga disokong perekbunan diantaranya kelapa sawit yang juga banyak terhampar di kawasan kabupaten ini. Lalu kawasan industri di Kuala Tanjung dengan salahsatu perusahaan raksasa PT Inalum, serta sentra perikanan di garis pantai sepanjang 62 km.
Semua itu berada dalam tata ruang yang tertata dengan baik sesuai konsep agromarinepolitan tadi. (**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar