“Setelah deklarasi UKM Center Sumut pada 6 Januari 2006 oleh Bapak Deputi Menpora Bidang Kewirausahaan Pemuda, di provinsi lain pun mulai didirikan lembaga yang sama dengan mengambil peran yang sama pula. UKM Center Sumut menjadi model pembinaan bagi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga,” kata Ketua UKM Center Sumut, Ir Deni Faisal Mirza, baru-baru ini.
Deni mengaku bangga, sekaligus gembira bahwa apa yang mereka rintis sejak awal, kini mulai menapak naik dan menunjukkan hasil dari pembinaan, pelatihan serta pendampingan yang mereka lakukan kepada pelaku UKM khususnya dari kalangan usahawan muda.Dipaparkan, UKM Center kini membina sejumlah usahawan yang bergerak di bidang pembuatan makanan, sepatu, sandal, tas, telekung (mukena), batik dan lain-lain.
Mereka ini, yang mendapatkan pembinaan sekaligus pelatihan yang difasilitasi Kemenegpora. Staf Kemenegpora secara berkala berkunjung langsung ke pelaku-pelaku usaha yang dibina UKM Center Sumut. Hasilnya, seperti dipaparkan di awal tadi, selain mengangkat nama produk untuk lebih dikenal di pasar, sejumlah lomba inovasi bisnis pun telah mampu mengangkat nama sang usahawan sekaligus hasil usahanya diakui menjadi produk unggulan yang pantas menyandang predikat juara.
Seperti di tahun 2007, usahawan muda Roma Girsang yang merupakan binaan UKM Center Sumut menjuarai lomba inovasi bisnis tingkat nasional dengan produk unggulannya kerajinan tangan dari kulit binatang. Lalu di 2008, lembaga UKM Cenohter Sumut masuk nominasi 10 besar terbaik sentra kewirausahaan pemuda (SKP) sehingga berhak menerima bantuan dana block grand sebesar Rp 50 juta dari Kemenegpora.
“Dana sebesar itu tidak untuk dinikmati sendiri oleh pengurus, tapi dikucurkan untuk membina wirausahawan muda untuk membentuk sentra-sentra usaha. Bentuk kegiatannya meliputi pelatihan, manajemen pengelolaan, serta pengadaan sarana dan prasarana yang terus berlangsung hingga sekarang,” kata Deni.
Dia memberi contoh, sentra industri sepatu di Jalan Brigjen Zein Hamid Delitua serta Jalan Pancasila Medan Denai, kemudian sentra pelatihan pembuatan batik tulis dan batik cap motif khas Batak di Jalan Bersama Gg Musyawarah Medan Tembung. “Di sentra pelatihan pembuatan batik ini, sudah dua kelompok yang menjalani latihan dengan jumlah tiap kelompok sepuluh orang. Hal yang sama untuk sentra pelatihan pembuatan telekung yang sudah memasuki gelombang kedua dengan jumlah peserta masing-masing sepuluh orang juga,” ungkap Deni.
Sentra pelatihan pembuatan telekung di Jalan Bersama No. 98 Medan Tembung, diikuti wanita khususnya remaja tamatan SMA. Dua sentra pelatihan yang berdekatan ini, nantinya diharapkan menjadi perpaduan yang menghasilkan batik serta telekung berkualitas untuk meraih pangsa pasar di sektor garmen.
Satu lagi, sentra pembuatan makanan, yakni jenis makanan sumpia di Jalan Pahlawan Gg Perwira. “Di sini, justru sudah berkembang sangat pesat karena di lingjkungan itu sudah benar-benar menjadi sentra perajin sumpia. Ini luar biasa, dan kita berharap sektor usaha yang sudah berjalan ini bisa terus dikembangkan,” kata Deni.
Ke depan, UKM Center Sumut memproyeksikan pegembangan sentra-sentra perajin untuk produk lain. Mereka akan melatih 50 pemuda putus sekolah berusia 15 sampai 30 tahun membuat makanan olahan aneka rempeyek. “Untuk makanan rempeyek ini, produksinya sudah berlangsung dengan tiga jenis bahan yakni kacang tanah, kacang hijau serta ikan teri asin. Namun kami mengajukan proposal lifeskill untuk mendapatkan dana bantuan Kemenegpora kerjasama dengan Depdiknas. Dari Jakarta sudah memverifikasi langsung, termasuk lokasi pelatihan di dua tempat yakni Jalan Sei Serayu dan UKM Center.
Karena itu pula, UKM Center Sumut tengah mengembangkan showroom sekaligus kantor di Jalan Al Falah Medan yang diharapkan bisa menjadi lokasi pameran serta promosi untuk membantu pemasaran produk-produk usaha binaan tersebut. Harapan lainnya, bukan cuma sentra yang terbentuk, tapi incubasi bisnis sentra kewirausahaan pemuda. “Sifatnya berupa pendidikan dan pelatihan kepada pemilik usaha kecil untuk lebih mengembangkan usahanya,” sambung Deni.
Dan sejumlah kerjasama juga telah dilakukan dengan perusahaan BUMN yang memiliki dana CSR PKBL seperti PTPN 3, PTPN 4, Pertamina serta Asuransi Export Indonesia. Khusus PTPN 4, telah mengucurkan dana antara Rp 10 juta hingga Rp 35 juta bagi 20 pengusaha yang bergerak di bidang pembuatan makanan, sepatu, bantal, telekung, sembako, peternakan lele dumbo hingga pengusaha barang bekas (botot).
“Syaratnya, usaha-usaha tersebut tentu jelas fisiknya serta tengah berjalan. Kami juga membantu pembuatan proposal bagi usahawan yang ingin mendapatkan dana bantuan tersebut,” sambung Deni seraya mengatakan pihaknya juga menjalin kerjasama dengan institusi terkait lainnya seperti Disperindag, Dinas Koperasi dan UKM, lembaga pendidikan USU serta BPN. Yang terakhir ini, kerjasama yang dilakukan berupa sertifikasi tanah milik pelaku UKM, kemudian yang ingin mendapatkan modal bisa mereka bantu untuk mnghubungkannya dengan Bank Sumut dengan membawa sertifikat tanah tadi sebagai jaminan. (**)
Assalamu'alaikum.saya sangat terinspirasi oleh langkah2 yg sdh anda lakukan dlm memajukan ukm center dan pembinaan ukm2.saya tertarik utk mengadakan pelatihan pembuatan makanan aneka rempeyek utk dberikan kpd pemuda2 pesisir putus sekolah.kebetulan saya seorang fasilitator pemberdayaan masyarakat.kalau anda berkenan,saya sangat berharap anda bisa berbagi ilmu dg saya mengenai pra n teknis pelaksanaan pelatihan tsb.mksi n sukses terus ya
BalasHapussaya salut dengan anda karena mau membina pemuda2 menjadi wirausaha sehingga mengurangi pengaruh negatif dilingkungannya. selain itu, saya jg tertarik dengan batik medan, bisakah saya mendapatkan nama2 pengrajin batik di medan?saya mohon jawabannya segera. terima kasih
BalasHapus