DENGAN sajian khas Sumatera Utara dikombinasikan dengan bumbu Thai, ikan mas asli Danau Toba ini pun di sajikan. Suguhan ini mengingatkan kita akan kekayaan alam Danau Toba yang patut dibanggakan. Sajian ini ada di Kedai Teh dan Makanan, Ho Teh Tiam (HTT), ikan mas goreng serai madu dan ikan mas stim ala Thai. Bagi peminat teh yang konon diseduh dengan kiat khusus ini pun dapat menikmati sajian utama tersebut.
Siapa sangka, ikan mas yang disajikan berasal dari danau terbesar di Asia tersebut. Konon, ikan mas yang berasal dari sana berbeda dengan ikan yang dibudidayakan di tambak. Biasanya ikan mas kadang kala dapat berasa tanah dan banyak durinya. Namun berbeda dengan ikan mas asli Danau Toba ini. Dagingnya terasa lebih lembut dan tidak begitu banyak durinya.
Menurut pemilik Ho Teh Tiam ini, Endar Hadi Purwanro, restoran yang menyajikan ikan semacam ini biasanya ikan impor. Padahal Indonesia, khususnya Sumatera Utara memiliki potensi ikan yang sangat besar. Endar mengaku ikan yang disajikan asli Danau Toba, tidak ada dari daerah lain apalagi impor.
“Kita menyajikan ikan mas asli Danau Toba yang kita masak dengan kombinasikan ala Thai. Yaitu, ikan mas goreng serai madu dan ikan mas stim ala Thai,” kata Endar, saat disambangi di kedai teh miliknya.
Kata Endar sajian lain juga ada berupa ayam goreng bumbu Bali dan ayam goreng saus tiram yang disajikan ala Chinese Style. Dia mengakui ikan mas asli Danau Toba memang berbeda dengan ikan mas lainnya, daging ikan mas ini lebih lembut. “Struktur ikan mas ini cukup lembut, dibandingkan dengan ikan jurung, trubus dan bakau, ikan mas ini tidak jauh berbeda,” akunya.
“Kesan yang terdengar, ikan mas biasanya berbau tanah atau lumpur dan banyak durinya. Kalau dibandingkan, ikan jurung juga banyak durinya. Mengenai bau lumpur, ikan mas Danau Toba tidak perlu kita ragukan, ikan ini tidak berbau lumpur,” ujar Endar.
Sementara itu Sihar Sitanggang, salah seorang tokoh masyarakat asal Danau Toba bersama beberapa rekan dan keluarganya mengaku baru pertama kali mengunjungi Ho Teh Tiam ini, khusus ingin menikmati ikan mas yang disajikan. “Hidangannya cukup lezat, prospeknya juga bagus. Sangat cocok untuk lidah orang Indonesia, cirri khas Sumatera Utara,” kata Sihar ketika ditemui Nasional Pos di salah satu meja bersama Endar pemilik Ho Teh Tiam.
Konon, ikan mas bagi Suku Batak adalah hidangan raja-raja terdahulu. Bagi penikmat ikan mas ini, bisa berkunjung ke Ho Teh Tiam, Kedai Teh dan Makanan milik Endar Hadi Purwanto di Jalan Mongonsidi No. 32 Medan. Bagaimanapun ikan mas adalah kekayaan alam Sumatera Utara yang sangat berkaitan erat dengan khazanah budaya Batak. (Sumber : Surat Kabar Nasional Pos)
Selasa, Mei 26, 2009
Sabtu, Mei 16, 2009
STEVIA, PEMANIS PENGGANTI GULA
PENDERITA diabetes dan obesitas jangan terlalu risau mengkonsumsi gula. Sebab, gula yang terbuat dari tebu sudah pasti jadi ancaman serius bagi penderitanya. Stevia mampu menjadi bahan pemanis yang bisa menghasilkan hingga 400 kali lipat dibandingkan dengan manis yang dihasilkan gula tebu.
Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa stevia efektif meregulasi gula darah dan kedepannya membuatnya normal.Sebuah studi juga mengindikasikan bahwa stevia memberi efek berbeda pada orang tekanan darah rendah dan tekanan darah normal.
Daun stevia juga menghambat pertumbuhan bakteri dan organisme yang menyebabkan infeksi, termasuk bakteri yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi. gambaran Ini diperkuat dengan laporan pengguna stevia yang lebih tahan terhadap serangan flu.
“Pohon stevia ini saya peroleh dari Bandung waktu saya berkunjung ke sana. Saya sudah mencoba membudidayakannya di dalam pot, saya juga menjualnya jika ingin ditanam sendiri,” kata Mak Inten.
Wanita yang bernama asli Sarinten ini mengatakan, Stevia adalah tumbuhan perdu asli dari Paraguay. Cocok pada tanah berpasir dengan tinggi tanaman maksimal 80 cm. Daunnya mempunyai rasa manis dan menyegarkan. Gula stevia telah dikomersilkan di Jepang, Korea, China, Amerika Selatan untuk bahan pemanis bagi penderita diabetes dan kegemukan (obesitas).
Jenis stevia yang pernah ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan tanaman tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tanaman stevia sangat beragam.
Kualitas daun stevia dipengaruhi banyak faktor lingkungan seperti jenis tanah, irigasi, penyinaran dan sirkulasi udara. Harus dijaga dari gangguan bakteri dan jamur. Kualitas stevia didasarkan atas aroma, rasa, bentuk dan rasanya.
Dalam pengguaannya stevia menghasilkan rasa manis yang unik tidak seperti pemanis kebanyakan yang menimbulkan rasa pahit pada akhirnya.
Air daun stevia dapat pula digunakan sebagai perawatan kulit. Di Paraguay dan Amerika, cairan daun stevia digunakan untuk membuat sabun herbal, masker wajah, krim rambut dan juga bisa dibuat shampo. (sumber : Surat Kabar Nasional Pos)
Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa stevia efektif meregulasi gula darah dan kedepannya membuatnya normal.Sebuah studi juga mengindikasikan bahwa stevia memberi efek berbeda pada orang tekanan darah rendah dan tekanan darah normal.
Daun stevia juga menghambat pertumbuhan bakteri dan organisme yang menyebabkan infeksi, termasuk bakteri yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi. gambaran Ini diperkuat dengan laporan pengguna stevia yang lebih tahan terhadap serangan flu.
“Pohon stevia ini saya peroleh dari Bandung waktu saya berkunjung ke sana. Saya sudah mencoba membudidayakannya di dalam pot, saya juga menjualnya jika ingin ditanam sendiri,” kata Mak Inten.
Wanita yang bernama asli Sarinten ini mengatakan, Stevia adalah tumbuhan perdu asli dari Paraguay. Cocok pada tanah berpasir dengan tinggi tanaman maksimal 80 cm. Daunnya mempunyai rasa manis dan menyegarkan. Gula stevia telah dikomersilkan di Jepang, Korea, China, Amerika Selatan untuk bahan pemanis bagi penderita diabetes dan kegemukan (obesitas).
Jenis stevia yang pernah ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan tanaman tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tanaman stevia sangat beragam.
Kualitas daun stevia dipengaruhi banyak faktor lingkungan seperti jenis tanah, irigasi, penyinaran dan sirkulasi udara. Harus dijaga dari gangguan bakteri dan jamur. Kualitas stevia didasarkan atas aroma, rasa, bentuk dan rasanya.
Dalam pengguaannya stevia menghasilkan rasa manis yang unik tidak seperti pemanis kebanyakan yang menimbulkan rasa pahit pada akhirnya.
Air daun stevia dapat pula digunakan sebagai perawatan kulit. Di Paraguay dan Amerika, cairan daun stevia digunakan untuk membuat sabun herbal, masker wajah, krim rambut dan juga bisa dibuat shampo. (sumber : Surat Kabar Nasional Pos)
Minggu, Mei 10, 2009
14Th ANNIVERSARY MEDAN SCOOTER CLUB DENGAN EVENT AKBAR
EKSISTESI Medan Scooter Club (MSC) Sumatera Utara sudah memasuki usia ke-14 tahun sejak didirikan 12 Juni 1995. Hingga saat ini gaung klub tersebut terus membahana dan aktivitasnya terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Memasuki usia yang ke-14 tahun ini, MSC Sumut akan kembali menggelar even akbar bagi para pecinta scooter, dengan mengadakan event 14Th Anniversary Medan Scooter Club Sumatera Utara, di Lapangan Merdeka Medan, 21 Juni 2009.
Gelaran ini akan diikuti ratusan anggota MSC dari Region Medan Kota, Medan Johor, Medan Marelan, Medan Belawan serta chapter Tebing Tinggi. Juga para penggemar soooter matic maupun non matic dari Medan dan kota-kota lain di sekitarnya.
“Maksud kegiatan ini untuk mempromosikan nama klub, sekaligus menempa sikap mental yang disiplin, mandiri serta kekeluargaan. Dengan event ini juga diharapkan bisa mengekspresikan bakat dan kemampuan scooteris baik matik maupun non matic,” kata Ketua Umum MSC Sumut, Eriyadi MSc.
Dia mengharapkan, event ini berlangsung sukses seperti event-event yang pernah diselenggarakan sebelumnya. Apalagi sejumlah pihak telah menyatakan dukungan, baik moril maupun materil, sehingga kepanitiaan yang dipimpin Erick Murdianto dengan sekretaris Kurnia Ulfa bertekad kuat untuk menjadikannya gelaran yang bermanfaat serta berkesan bagi peserta dan masyarakat.
“Apalagi pada kegiatan ini kami juga menyosialisasikan keselamatan dan tertib berlalulintas, khususnya bagi scooteris dan masyarakat umumnya,” sambung Eriyadi.
Event yang turut didukung Surat Kabar Nasional Pos ini akan diisi aneka kegiatan mulai dari kontes scooter (matic dan non matic), pameran scooter (matic dan non matic), bazaar aksesoris (matic dan non matic), safety riding, games, lucky draw serta dimeriahkan hiburan live music.
Informasi dan pendaftaran dapat menghubung secretariat di Jalan Rajawali No. 44 Medan, HP 061-77383003. (**)
Memasuki usia yang ke-14 tahun ini, MSC Sumut akan kembali menggelar even akbar bagi para pecinta scooter, dengan mengadakan event 14Th Anniversary Medan Scooter Club Sumatera Utara, di Lapangan Merdeka Medan, 21 Juni 2009.
Gelaran ini akan diikuti ratusan anggota MSC dari Region Medan Kota, Medan Johor, Medan Marelan, Medan Belawan serta chapter Tebing Tinggi. Juga para penggemar soooter matic maupun non matic dari Medan dan kota-kota lain di sekitarnya.
“Maksud kegiatan ini untuk mempromosikan nama klub, sekaligus menempa sikap mental yang disiplin, mandiri serta kekeluargaan. Dengan event ini juga diharapkan bisa mengekspresikan bakat dan kemampuan scooteris baik matik maupun non matic,” kata Ketua Umum MSC Sumut, Eriyadi MSc.
Dia mengharapkan, event ini berlangsung sukses seperti event-event yang pernah diselenggarakan sebelumnya. Apalagi sejumlah pihak telah menyatakan dukungan, baik moril maupun materil, sehingga kepanitiaan yang dipimpin Erick Murdianto dengan sekretaris Kurnia Ulfa bertekad kuat untuk menjadikannya gelaran yang bermanfaat serta berkesan bagi peserta dan masyarakat.
“Apalagi pada kegiatan ini kami juga menyosialisasikan keselamatan dan tertib berlalulintas, khususnya bagi scooteris dan masyarakat umumnya,” sambung Eriyadi.
Event yang turut didukung Surat Kabar Nasional Pos ini akan diisi aneka kegiatan mulai dari kontes scooter (matic dan non matic), pameran scooter (matic dan non matic), bazaar aksesoris (matic dan non matic), safety riding, games, lucky draw serta dimeriahkan hiburan live music.
Informasi dan pendaftaran dapat menghubung secretariat di Jalan Rajawali No. 44 Medan, HP 061-77383003. (**)
SENI SUISEKI NAN KHARISMATIK
SENI Suiseki merupakan suatu hobi unik bagi siapa saja yang menjalaninya. Suiseki merupakan perpaduan imajinasi alam dan keindahan bentuk batu yang memang tak lazim. Berbagai bentuk yang unik hingga aneh pun ada, tanpa di pahat ataupun diukir. Bentuknya asli proses alam dari ratusan bahkan ribuan tahin silam.
Secara harfiah Sui berarti air dan Seki berarti batu. Perpaduan unsur inilah yang membuat keindahan alam suiseki menjadi sebuah seni imajinasi tinggi bagi peminatnya. Suiseki ini berasal dari Jepang yang kemudian dipupulerkan juga oleh China.
Perkumpulan Pecinta Suiseki “Tujuh Dahan” yang dibina oleh Ian Batubara. Seniman suiseki yang memiliki banyak koleksi antik beralamat di Jl HM. Yamin No. 261 C Medan ini juga memiliki bonsai antik berumur puluhan tahun.
“Batu itu punya makna, dia berbicara dan gerak iramanya sendiri, tinggal kita yang mengimajinasikan bentuknya yang alami,” kata Ian di stan yang dibukanya pada Pameran Tanaman Hias di Taman A Yani Medan.
Dia mengaku mendapatkan batu-batu dengan bentuk yang sangat unik ini dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu hingga daerah Lampung pernah dia jelajahi. Banyak pula yang berasal dari kampung kelahiranya Tapanuli Selatan, Sumut.
Kesenian yang mulai ditekuninya sejak 1992 ini mengatakan, rumah makan yang sempat dimilikinya kini telah dijualnya demi kecintaannya terhadap suiseki dan bonsai. Pria yang lahir 37 tahun silam ini pun menjual koleksinya hingga puluhan juta rupiah. “Harganya bisa beragam sesuai dengan bentuk dan karakter batu, serta tingkat kesulitan mendapatkan batu ini,” ungkap Ian lagi.
Ali Imran (54) yang kebetulan berkunjung ke stan koleksi suiseki milik Ian Batubara mengaku dia sengaja mendatangi pameran batu untuk melihat-lihat koleksi yang ada. Dia berencana membeli suiseki yang dia mau untuk menghiasi kilam air mancur di pekarangan rumahnya.
“Saya saengaja mendatangi pameran batu ini, mau mencari suiseki untuk hiasan kolam saya di rumah,” kata Imran sembali mengamati suiseki yang dipajangkan. Menurut Imran jarang sekali koleksi suiseki ini ditemui di Medan. Dia pun mengatakan bahwa dirinya pernah juga mendapat kiriman suiseki dari temannya yang tinggal di Jepang. (Sumber : Surat Kabar Nasional Pos)
Secara harfiah Sui berarti air dan Seki berarti batu. Perpaduan unsur inilah yang membuat keindahan alam suiseki menjadi sebuah seni imajinasi tinggi bagi peminatnya. Suiseki ini berasal dari Jepang yang kemudian dipupulerkan juga oleh China.
Perkumpulan Pecinta Suiseki “Tujuh Dahan” yang dibina oleh Ian Batubara. Seniman suiseki yang memiliki banyak koleksi antik beralamat di Jl HM. Yamin No. 261 C Medan ini juga memiliki bonsai antik berumur puluhan tahun.
“Batu itu punya makna, dia berbicara dan gerak iramanya sendiri, tinggal kita yang mengimajinasikan bentuknya yang alami,” kata Ian di stan yang dibukanya pada Pameran Tanaman Hias di Taman A Yani Medan.
Dia mengaku mendapatkan batu-batu dengan bentuk yang sangat unik ini dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu hingga daerah Lampung pernah dia jelajahi. Banyak pula yang berasal dari kampung kelahiranya Tapanuli Selatan, Sumut.
Kesenian yang mulai ditekuninya sejak 1992 ini mengatakan, rumah makan yang sempat dimilikinya kini telah dijualnya demi kecintaannya terhadap suiseki dan bonsai. Pria yang lahir 37 tahun silam ini pun menjual koleksinya hingga puluhan juta rupiah. “Harganya bisa beragam sesuai dengan bentuk dan karakter batu, serta tingkat kesulitan mendapatkan batu ini,” ungkap Ian lagi.
Ali Imran (54) yang kebetulan berkunjung ke stan koleksi suiseki milik Ian Batubara mengaku dia sengaja mendatangi pameran batu untuk melihat-lihat koleksi yang ada. Dia berencana membeli suiseki yang dia mau untuk menghiasi kilam air mancur di pekarangan rumahnya.
“Saya saengaja mendatangi pameran batu ini, mau mencari suiseki untuk hiasan kolam saya di rumah,” kata Imran sembali mengamati suiseki yang dipajangkan. Menurut Imran jarang sekali koleksi suiseki ini ditemui di Medan. Dia pun mengatakan bahwa dirinya pernah juga mendapat kiriman suiseki dari temannya yang tinggal di Jepang. (Sumber : Surat Kabar Nasional Pos)
Sabtu, Mei 09, 2009
SIRIH HITAM UNTUK CUCI DARAH
SIRIH (Piper betle L atau Chavica aurculata Miq), tumbuhan merambat yang sangat popular di masyarakat Indonesia. Banyak dijumpai di halaman rumah, sifatnya mudah ditanam dengan cara stek bisa tumbuh di tempat panas maupun terlindung.
Selama ini, masyarakat mengenal aneka jenis sirih seperti sirih hijau, sirih merah, sirih temu urat, dan yang belakangan banyak dicari adalah sirih hitam yang masih termasuk tanaman langka khususnya di Sumatera Utara.
Sirih hitam selama ini banyak ditemui di kawasan Kalimantan atau Bali. Sementara di Sumatera Utara, belum pernah ditemui jenis tumbuhan ini walau sudah banyak yang mencarinya. “Banyak masyarakat yang datang ke saya, mencari sirih hitam. Termasuk sinshe-sinshe. Tapi kemana pun dicari, belum pernah ditemui,” kata Sarinten, pembudidaya tanaman obat-obatan.
Karena itu, Mak Inten berinisiatif menghubungi kenalannya di Bali meminta dikirimi tanaman itu. Baru datanglah 10 pot tanaman sirih hitam, dan sudah dijual di arena pameran tanaman. “Karena masih baru dan langka, harganya memang masih mahal, Rp 150 ribu per pot,” ujar Mak Inten.
Tapi wajar, karena di kawasan Jakarta dan sekitarnya tanaman ini dihargai Rp 25 ribu per helai daun. Atau Rp 50-60 ribuan per pot dengan sekitar 6-8 helai daun. Ini juga dikarenakan pertumbuhan yang lambat.
Pembudidayaan sirih hitam sama seperti sirih merah. Namanya saja sirih hitam, tapi sebenarnya batang dan daunnya tidaklah hitam tetapi hijau gelap, dengan helai daun tuanya sangat kaku/keras.
Tanaman ini belakangan banyak dicari, karena khasiatnya yang lebih dari sirih biasa. Sirih hitam bisa digunakan untuk cuci darah, asma, bronchitis, batuk rejan, dan darah tinggi. “Caranya menggunakannya, tiga helai daun dicuci bersih, diracik lalu direbus dan air rebusannya diminum,” jelas Mak Inten.
Mak Inten mengembangkan tanaman ini di kebun tanaman obat-obatannya di Pasar Satu Tengah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. “Ya, ini untuk menambah koleksi tanaman obat-obatan yang saya kembangkan. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya. (**)
Selama ini, masyarakat mengenal aneka jenis sirih seperti sirih hijau, sirih merah, sirih temu urat, dan yang belakangan banyak dicari adalah sirih hitam yang masih termasuk tanaman langka khususnya di Sumatera Utara.
Sirih hitam selama ini banyak ditemui di kawasan Kalimantan atau Bali. Sementara di Sumatera Utara, belum pernah ditemui jenis tumbuhan ini walau sudah banyak yang mencarinya. “Banyak masyarakat yang datang ke saya, mencari sirih hitam. Termasuk sinshe-sinshe. Tapi kemana pun dicari, belum pernah ditemui,” kata Sarinten, pembudidaya tanaman obat-obatan.
Karena itu, Mak Inten berinisiatif menghubungi kenalannya di Bali meminta dikirimi tanaman itu. Baru datanglah 10 pot tanaman sirih hitam, dan sudah dijual di arena pameran tanaman. “Karena masih baru dan langka, harganya memang masih mahal, Rp 150 ribu per pot,” ujar Mak Inten.
Tapi wajar, karena di kawasan Jakarta dan sekitarnya tanaman ini dihargai Rp 25 ribu per helai daun. Atau Rp 50-60 ribuan per pot dengan sekitar 6-8 helai daun. Ini juga dikarenakan pertumbuhan yang lambat.
Pembudidayaan sirih hitam sama seperti sirih merah. Namanya saja sirih hitam, tapi sebenarnya batang dan daunnya tidaklah hitam tetapi hijau gelap, dengan helai daun tuanya sangat kaku/keras.
Tanaman ini belakangan banyak dicari, karena khasiatnya yang lebih dari sirih biasa. Sirih hitam bisa digunakan untuk cuci darah, asma, bronchitis, batuk rejan, dan darah tinggi. “Caranya menggunakannya, tiga helai daun dicuci bersih, diracik lalu direbus dan air rebusannya diminum,” jelas Mak Inten.
Mak Inten mengembangkan tanaman ini di kebun tanaman obat-obatannya di Pasar Satu Tengah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. “Ya, ini untuk menambah koleksi tanaman obat-obatan yang saya kembangkan. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya. (**)
Beladiri Tenaga Dalam Garuda Jaya : TAMENG KESELAMATAN DARI DALAM DIRI SENDIRI
USIANYA tak lagi muda. Berkisar 76 tahun. Kendati begitu, postur tubuh dan semangatnya tetap tegar. Senyum kerap menghiasi bibirnya, itu tampak jika berbicara dan berhadapan dengan orang lain. Begitulah sedikit gambaran pribadi Hendra Sutrisna, Guru Besar Bela Diri Tenaga Dalam Garuda Jaya. Pria asal Solo ini sudah 17 tahun menggeluti ilmu bela diri pernafasan.
”Ilmu bela diri ini saya dapat di Jawa, dan kemudian saya kembangkan hingga saya membuka perguruan sendiri,” katanya.
Bela diri tenaga dalam memang tak asing lagi didengar telinga. Kehadirannya cukup menjadi perhatian masyarakat. Selain mampu mengendali kesehatan tubuh, bela diri ini juga bisa menjadi tameng keselamatan diri sendiri.
Namun bela diri tenaga dalam yang dikembangkan Hendra Sutrisna ini beda dengan lainnya. Garuda Jaya mengajarkan bagaimana memunculkan tenaga dalam dari diri sendiri, tanpa ada bantuan orang lain. ”Kalau bela diri tenaga dalam lainnya, ada yang bersifat kebathinan atau tenaga kiriman dari orang lain untuk bisa mengeluarkan tenaga dalamnya. Kalau ini tidak, memang diri kita sendiri yang menentukan semuanya,” bebernya.
Hendra Sutrisna hanya memberikan pengarahan agar murid-muridnya bisa mengeluarkan semua tenaga dalam yang berunsur dari pernapasan. Kekuatan apa yang bisa dikeluarkan nantinya?
Hendra mencontohkan, seperti orang melompati pagar rumah yang secara logika tak bisa dilalui, tapi karena didukung rasa ketakutan atau spirit lainnya pagar itu bisa dilalui dengan mudah. ”Tenaga dan semangat inilah yang ingin kita munculkan,” imbuhnya.
Jika tenaga dalam ini bisa dilahirkan, apa saja benda keras yang kita maksudkan bisa dipatahkan tanpa harus menyentuhnya. ”Kalau berbicara ini mungkin terlalu dalam sekali, kita ambil manfaat lainnya saja,” tuturnya didampingi muridnya, Anwar, Ketua Umum SBDTD Garuda Jaya Medan, Rosyid sebagai pelatih dan Endy sebagai Penjurus.
Ada tujuh tingkatan untuk mengikuti bela diri Garuda Jaya ini, yakni P-1 sampai dengan P-7. Tingkatan ini merupakan tingkat paling dasar. Setelah menguasai tingkat dasar ini kemudian naik tingkat PP-1 dan PP-2.
”Untuk naik tingkat tidaklah susah, siapa pun orangnya bisa melakukannya, bahkan saya bisa mengajarkan menghimpun tenaga dalam pernapasan ini dalam waktu satu menit,” ungkapnya.
Ada hal terpenting dalam mengikuti bela diri tenaga dalam pernafasana ini. Bela diri ini bisa membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar, tujuannya untuk bisa sukses dari berbagai bidang, menyembuhkan penyakit dan membalikkan serangan orang yang ingin berbuat jahat.
“Inti dari ilmu ini sebenarnya untuk mengenal diri sendiri, karena kekuatan yang kita miliki kita padukan dengan Tuhan,” tuturnya.
Saat ini, kata Hendra, ia memiliki 70 ribu murid yang menyebar di seluruh Indonesia. Muridnya dari berbagai macam profesi mulai dari pejabat sipil, militer, hingga masyarakat biasa.
”Usia yang paling muda saya ajarkan bayi yang baru dilahirkan 3 jam sedangkan yang paling tua usia 90. Tentang keahlian mereka, sekarang sudah tak diragukan lagi, kalau bukti silahkan datang ke tempat tinggal saya di Solo,” katanya sembari tersenyum.
Sementara muridnya yang mendengar hanya manggut-manggut saja. Sesaat kemudian, satu di antara muridnya memberikan pengarahan kepada masyarakat yang baru ikut dalam perguruan Garuda Jaya. Pria itu kemudian berdiri sembari membentang kedua tangannya setinggi kepalanya, seperti posisi berdoa lalu menarik nafas perlahan-lahan. Seolah-olah orang itu tengah menghimpun tenaga ke dalam tubuhnya.
Begitulah sedikit gambaran tentang Bela Diri Tenaga Dalam Garuda Jaya.
Olahragawan bela diri, Brilian Moktar SE yang karateka dan pengurus Aikido Sumut Johan Tjongiran SH, menanggapi positif kehadiran beladiri ini. Mereka mengatakan, bisa saja mereka yang atlet karate atau aikido mendalami beladiri tenaga dalam ini. ”Bagaimana bela diri ini bisa padu dengan bela diri yang kita dalami selama ini,” tutur Brilian. (**)
”Ilmu bela diri ini saya dapat di Jawa, dan kemudian saya kembangkan hingga saya membuka perguruan sendiri,” katanya.
Bela diri tenaga dalam memang tak asing lagi didengar telinga. Kehadirannya cukup menjadi perhatian masyarakat. Selain mampu mengendali kesehatan tubuh, bela diri ini juga bisa menjadi tameng keselamatan diri sendiri.
Namun bela diri tenaga dalam yang dikembangkan Hendra Sutrisna ini beda dengan lainnya. Garuda Jaya mengajarkan bagaimana memunculkan tenaga dalam dari diri sendiri, tanpa ada bantuan orang lain. ”Kalau bela diri tenaga dalam lainnya, ada yang bersifat kebathinan atau tenaga kiriman dari orang lain untuk bisa mengeluarkan tenaga dalamnya. Kalau ini tidak, memang diri kita sendiri yang menentukan semuanya,” bebernya.
Hendra Sutrisna hanya memberikan pengarahan agar murid-muridnya bisa mengeluarkan semua tenaga dalam yang berunsur dari pernapasan. Kekuatan apa yang bisa dikeluarkan nantinya?
Hendra mencontohkan, seperti orang melompati pagar rumah yang secara logika tak bisa dilalui, tapi karena didukung rasa ketakutan atau spirit lainnya pagar itu bisa dilalui dengan mudah. ”Tenaga dan semangat inilah yang ingin kita munculkan,” imbuhnya.
Jika tenaga dalam ini bisa dilahirkan, apa saja benda keras yang kita maksudkan bisa dipatahkan tanpa harus menyentuhnya. ”Kalau berbicara ini mungkin terlalu dalam sekali, kita ambil manfaat lainnya saja,” tuturnya didampingi muridnya, Anwar, Ketua Umum SBDTD Garuda Jaya Medan, Rosyid sebagai pelatih dan Endy sebagai Penjurus.
Ada tujuh tingkatan untuk mengikuti bela diri Garuda Jaya ini, yakni P-1 sampai dengan P-7. Tingkatan ini merupakan tingkat paling dasar. Setelah menguasai tingkat dasar ini kemudian naik tingkat PP-1 dan PP-2.
”Untuk naik tingkat tidaklah susah, siapa pun orangnya bisa melakukannya, bahkan saya bisa mengajarkan menghimpun tenaga dalam pernapasan ini dalam waktu satu menit,” ungkapnya.
Ada hal terpenting dalam mengikuti bela diri tenaga dalam pernafasana ini. Bela diri ini bisa membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar, tujuannya untuk bisa sukses dari berbagai bidang, menyembuhkan penyakit dan membalikkan serangan orang yang ingin berbuat jahat.
“Inti dari ilmu ini sebenarnya untuk mengenal diri sendiri, karena kekuatan yang kita miliki kita padukan dengan Tuhan,” tuturnya.
Saat ini, kata Hendra, ia memiliki 70 ribu murid yang menyebar di seluruh Indonesia. Muridnya dari berbagai macam profesi mulai dari pejabat sipil, militer, hingga masyarakat biasa.
”Usia yang paling muda saya ajarkan bayi yang baru dilahirkan 3 jam sedangkan yang paling tua usia 90. Tentang keahlian mereka, sekarang sudah tak diragukan lagi, kalau bukti silahkan datang ke tempat tinggal saya di Solo,” katanya sembari tersenyum.
Sementara muridnya yang mendengar hanya manggut-manggut saja. Sesaat kemudian, satu di antara muridnya memberikan pengarahan kepada masyarakat yang baru ikut dalam perguruan Garuda Jaya. Pria itu kemudian berdiri sembari membentang kedua tangannya setinggi kepalanya, seperti posisi berdoa lalu menarik nafas perlahan-lahan. Seolah-olah orang itu tengah menghimpun tenaga ke dalam tubuhnya.
Begitulah sedikit gambaran tentang Bela Diri Tenaga Dalam Garuda Jaya.
Olahragawan bela diri, Brilian Moktar SE yang karateka dan pengurus Aikido Sumut Johan Tjongiran SH, menanggapi positif kehadiran beladiri ini. Mereka mengatakan, bisa saja mereka yang atlet karate atau aikido mendalami beladiri tenaga dalam ini. ”Bagaimana bela diri ini bisa padu dengan bela diri yang kita dalami selama ini,” tutur Brilian. (**)
BINAHONG, HERBA BERKHASIAT LUAR BIASA
BINAHONG (Anredera cordifolia ) adalah tanaman herba dari daratan Tiongkok yang dikenal dengan nama asli Dheng San Chi. Tumbuhan ini telah dikenal memiliki kasiat penyembuhan yang luar biasa dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dan lain-lain.
Di kawasan Asia Tenggara, tumbuhan menjalar dan mencapai panjang hingga 5 meter ini merupakan konsumsi wajib penduduk Vietnam ketika melawan invansi Amerika, namun sayangnya tanaman ini masih sangat jarang di daerah Indonesia.
Di Medan sendiri, tanaman ini masih sangat asing. Namun Binahong sudah dapat dijumpai di kebun tanaman obat-obatan milik Mak Inten di Pasar Satu Tengah Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan.
“Seluruh bagian tanaman ini berkasiat, mulai dari akar, batang dan daunnya. Pemanfaatanya bisa direbus atau dimakan sebagai lalapan untuk daunnya,” kata Mak Inten.
Seorang pemerhati tanaman obat-obatan, Ratna, mengatakan khasiat Binahong sangat besar untuk anti oksidan. “Untuk luka bakar, atau setelah operasi, tanaman ini bias digunakan. Khasiatnya terbukti, tidak ada bekas luka atau cacat,” ujar istri dokter ini.
Dia pun mengungkapkan, buah Binahong bisa dijus dan airnya diminum untuk mengobati luka dalam. “Bahkan penduduk China sering menggunakannya untuk campuran makan mie,” ungkapnya.
Berdasarkan literature, khasiat Binahong lainnya adalah untuk melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, mencegah stroke, maag, asam urat, menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh, wazir (ambeien), melancarkan buang air kecil, buang air besar, diabetes dan lain-lain. Kasiat tambahannya adalah untuk mengobati sariawan berat, pusing-pusing dan sakit perut.
Manfaat tanaman ini sudah dipetik Soejiyo, mantan karyawan Kanindotex yang biasa nglaju Kini Binahong bisa menjadi salahsatu koleksi tanaman pekarangan, atau bagi pembudidaya bisa dikembangkan untuk usaha tanaman berkhasiat obat. Apalagi tumbuhan ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan perbanyakan melalui biji atau secara vegetatif melalui akar rimpangnya. (**)
Di kawasan Asia Tenggara, tumbuhan menjalar dan mencapai panjang hingga 5 meter ini merupakan konsumsi wajib penduduk Vietnam ketika melawan invansi Amerika, namun sayangnya tanaman ini masih sangat jarang di daerah Indonesia.
Di Medan sendiri, tanaman ini masih sangat asing. Namun Binahong sudah dapat dijumpai di kebun tanaman obat-obatan milik Mak Inten di Pasar Satu Tengah Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan.
“Seluruh bagian tanaman ini berkasiat, mulai dari akar, batang dan daunnya. Pemanfaatanya bisa direbus atau dimakan sebagai lalapan untuk daunnya,” kata Mak Inten.
Seorang pemerhati tanaman obat-obatan, Ratna, mengatakan khasiat Binahong sangat besar untuk anti oksidan. “Untuk luka bakar, atau setelah operasi, tanaman ini bias digunakan. Khasiatnya terbukti, tidak ada bekas luka atau cacat,” ujar istri dokter ini.
Dia pun mengungkapkan, buah Binahong bisa dijus dan airnya diminum untuk mengobati luka dalam. “Bahkan penduduk China sering menggunakannya untuk campuran makan mie,” ungkapnya.
Berdasarkan literature, khasiat Binahong lainnya adalah untuk melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, mencegah stroke, maag, asam urat, menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh, wazir (ambeien), melancarkan buang air kecil, buang air besar, diabetes dan lain-lain. Kasiat tambahannya adalah untuk mengobati sariawan berat, pusing-pusing dan sakit perut.
Manfaat tanaman ini sudah dipetik Soejiyo, mantan karyawan Kanindotex yang biasa nglaju Kini Binahong bisa menjadi salahsatu koleksi tanaman pekarangan, atau bagi pembudidaya bisa dikembangkan untuk usaha tanaman berkhasiat obat. Apalagi tumbuhan ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan perbanyakan melalui biji atau secara vegetatif melalui akar rimpangnya. (**)
Sabtu, Mei 02, 2009
ARUNG JERAM FIPOB, EVENT BESAR SETELAH WHITEWATER
SUMATERA UTARA punya event arung jeram yang telah go internasional, yakni Asahan Whitewater Festival yang jadi agenda rutin di lokasi jeram Sungai Asahan. Kali ini, panitia Festival Internasional Pemuda dan Olahraga Bahari (FIPOB) IV 2009 punya keinginan untuk membuat gawean yang tak kalah akbar, yang juga dimaksudkan untuk menggelorakan olahraga wisata di daerah ini.
Kejuaraan yang mengambil lokasi di Sungai Asahan Desa Tangga Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan, Juni 2009 mendatang, ingin lebih mentradisikan tempat tersebut sebagai lokasi penyelenggaraan kejuaraan arung jeram tingkat Internasional.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisporabudpar) Kabupaten Asahan, Drs Jamal Abdul Nasir Siregar, mengatakan, kejuaraan arung jeram yang merupakan rangkaian kegiatan FIPOB IV ini menjanjikan petualangan seru bagi peserta mancanegara dan juga dalam negeri.
“Jeram yang memiliki grade 5+ merupakan tantangan bagi atlet professional, yang jarang didapatkan di daerah lain. Event ini pun menjadi promosi pariwisata Sumatera utara khususnya Kabupaten Asahan ke mancanegara,” kata Jamal.
Karena itu, Bupati Asahan Drs H Risuddin bersama Ketua KONI Asahan Tahan Panjaitan dan Ketua FAJI Asahan H Syamsul Bahri Batubara pun telah menyatakan dukungannya terhadap event ini.
“Kita ingin tetap menjadikan Sungai Asahan sebagai aset olahraga wisata khususnya bagi petualang jeram yang ingin menikmati tantangan di sana,” sambung Jamal.
Sementara Koordinator Lomba Lukman Nurhakim ST menyebutkan, kejuaraan arung jeram Asahan dibagi dalam dua kategori yaitu kejuaraan arung jeram terbuka internasional dan kejuaraan arung jeram terbuka mahasiswa nasional.
Kejuaraan arung jeram internasional diikuti 10 peserta luar negeri yaitu dari Cekoslowakia, Jepang, Australia, New Zealand, Costa Rika, Amerika, Brazil, Korea, Thailand, Malaysia. Peserta dalam negeri terdiri dari tim Songa (Jatim), Arus Liar (Jakarta), Kafinis (Jabar), Loas (Jatim), Kaldera (Sukabumi), Macan Banten (Tangerang), FAJI Sulsesl, Noars (Jatim), Taosta (Bogor), FAJI Aceh Tenggara, FAJI Asahan, FAJI Sumut, FAJI Tasikmalaya, Brimob Banten, Bugie (Bogor), FAJI Jambi, FAJI Sumbar dan FAJI Malang.
Sedangkan kelas mahasiswa diikuti tim dari UI Jakarta, Wapalapa Unpad Padjajaran, GMPA ITM Medan, Kompas USU, Mapala Unand Padang, Atmajaya Jakarta, Palawa Unpad dan lain-lain.
Khusus untuk kelas mahasiswa ini, dilombakan di Bedeng, Desa Marjanji Aceh, Kabupaten Asahan, yang memiliki grade 3-4.
“Kenapa diselenggarakan di sana, karena akses ke daerah tersebut lebih mudah, mayarakatnya banyak, serta daerah tersebut merupakan daerah tujuan wisata sebagai obyek wiasta arung jeram,” jelas Lukman yang di kalangan olahragawan arung jeram dikenal dengan panggilan Meeng.
“Kejuaraan ini mempergunakan perahu karet dengan pedayung sebanyak 6 orang dengan menetapkan standart internasional “International Rafting Federation“ (IRF) dengan mempertandingkan tiga kelas terdiri dari kelas head to head (sprint), down river race (DRR) dan Slalom (ketangkasan).
Kejuaraan yang mengambil lokasi di Sungai Asahan Desa Tangga Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan, Juni 2009 mendatang, ingin lebih mentradisikan tempat tersebut sebagai lokasi penyelenggaraan kejuaraan arung jeram tingkat Internasional.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisporabudpar) Kabupaten Asahan, Drs Jamal Abdul Nasir Siregar, mengatakan, kejuaraan arung jeram yang merupakan rangkaian kegiatan FIPOB IV ini menjanjikan petualangan seru bagi peserta mancanegara dan juga dalam negeri.
“Jeram yang memiliki grade 5+ merupakan tantangan bagi atlet professional, yang jarang didapatkan di daerah lain. Event ini pun menjadi promosi pariwisata Sumatera utara khususnya Kabupaten Asahan ke mancanegara,” kata Jamal.
Karena itu, Bupati Asahan Drs H Risuddin bersama Ketua KONI Asahan Tahan Panjaitan dan Ketua FAJI Asahan H Syamsul Bahri Batubara pun telah menyatakan dukungannya terhadap event ini.
“Kita ingin tetap menjadikan Sungai Asahan sebagai aset olahraga wisata khususnya bagi petualang jeram yang ingin menikmati tantangan di sana,” sambung Jamal.
Sementara Koordinator Lomba Lukman Nurhakim ST menyebutkan, kejuaraan arung jeram Asahan dibagi dalam dua kategori yaitu kejuaraan arung jeram terbuka internasional dan kejuaraan arung jeram terbuka mahasiswa nasional.
Kejuaraan arung jeram internasional diikuti 10 peserta luar negeri yaitu dari Cekoslowakia, Jepang, Australia, New Zealand, Costa Rika, Amerika, Brazil, Korea, Thailand, Malaysia. Peserta dalam negeri terdiri dari tim Songa (Jatim), Arus Liar (Jakarta), Kafinis (Jabar), Loas (Jatim), Kaldera (Sukabumi), Macan Banten (Tangerang), FAJI Sulsesl, Noars (Jatim), Taosta (Bogor), FAJI Aceh Tenggara, FAJI Asahan, FAJI Sumut, FAJI Tasikmalaya, Brimob Banten, Bugie (Bogor), FAJI Jambi, FAJI Sumbar dan FAJI Malang.
Sedangkan kelas mahasiswa diikuti tim dari UI Jakarta, Wapalapa Unpad Padjajaran, GMPA ITM Medan, Kompas USU, Mapala Unand Padang, Atmajaya Jakarta, Palawa Unpad dan lain-lain.
Khusus untuk kelas mahasiswa ini, dilombakan di Bedeng, Desa Marjanji Aceh, Kabupaten Asahan, yang memiliki grade 3-4.
“Kenapa diselenggarakan di sana, karena akses ke daerah tersebut lebih mudah, mayarakatnya banyak, serta daerah tersebut merupakan daerah tujuan wisata sebagai obyek wiasta arung jeram,” jelas Lukman yang di kalangan olahragawan arung jeram dikenal dengan panggilan Meeng.
“Kejuaraan ini mempergunakan perahu karet dengan pedayung sebanyak 6 orang dengan menetapkan standart internasional “International Rafting Federation“ (IRF) dengan mempertandingkan tiga kelas terdiri dari kelas head to head (sprint), down river race (DRR) dan Slalom (ketangkasan).
Langganan:
Postingan (Atom)