MOMEN luar biasa! Itu kesan yang terlihat dari langkah Pemerintah Kabupaten Samosir yang untuk pertamakali menggelar event olahraga paralayang bertajuk “Samosir Lake Toba Paragliding International Open Competition” dengan diikuti 30 atlet dari delapan negara dan lebih dari 150 atlet terbaik dari seluruh Indonesia.
Event yang dimulai Rabu (6/5) hingga Jumat (8/5) lalu di Bukit Beta Tuktuk Siadong, dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan wisata sekaligus mewujudkan visi kabupaten pariwisata 2010, memang mulai membuahkan hasil. Hal itu ditandai dengan kesuksesan mereka menggelar kejuaraan paralayang internasional tersebut.
“Ini momen yang luar biasa buat kami. Tentu saja, ini akan jadi awal yang baik untuk mewujudkan event kejuaraan dunia paralayang kategori dua mulai tahun depan,” ungkap Bupati Samosir Ir Mangindar Simbolon saat acara pembukaan.
Kabupaten Samosir selaku penyelenggara, telah mengupayakan rencana dan perbaikan fasilitas kejuaraan. Namun, Mangindar menyadari kalau fasilitas yang ada masih kurang memadai, terutama soal sarana jalan untuk menuju lokasi take off. “Sudah dua tahun lalu, kami merencanakan membuat cable car. Mudah-mudahan ke depan rencana ini bisa terwujud,” tuturnya.
Kejuaraan paralayang internasional tahun ini merupakan rangkaian kegiatan yang sekitar tiga tahun lalu dipelopori oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Drs H Ardjoni Munir MPD dan Fasidasu yang ditangani Danlanud Medan.
Kadispora yang hadir bersama Danlanud Medan Kol Pnb Tata Indra Taka dan Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Industri Olahraga Drs Sudrajat Rasyid MM, merasa bangga atas kebijakan Bupati untuk terus mengembangkan olahraga dirgantara sebagai andalan olahraga pariwisata di daerah Samosir.
Kementrian Pemuda dan Olahraga melalui Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Industri Olahraga Drs Sudradjat Rasyid MM juga salut dengan Bupati dan Gubernur serta penyelenggara even tersebut. Olahraga yang memanfaatkan potensi alam dan ekstrim, katanya, termasuk olahraga di era millenium yang begitu digemari. Di Samosir, bukan hanya olahraga udara (aerosport) saja yang bisa dilaksanakan, tapi juga olahraga air dan darat. Olahraga ekstrem yang biasa digemari di luar negeri, juga bisa jadi andalan Pulau Samosir. “Jadi di sini lengkap,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak para atlet asing untuk terus hadir ke Samosir. Apalagi, kejuaraan ini akan menjadi agenda rutin yang didukung oleh pemerintah.
Para peserta asing juga menyambut positif keberadaan Pulau Samosir. Atlet profesional dan pengurus paralayang Serbia, Jankovic Branko tidak hanya memuji keindahan Pulau Samosir, tapi juga budaya dan masyarakatnya. “Potensi alamnya luar biasa. Saya rasa ini bisa menjadi tempat yang sangat baik untuk menggelar kejuaraan dunia,” ujar mantan pilot B-737 milik maskapai Jat Airways dengan pengalaman terbang 10.000 jam.
Branko yang juga seorang instruktur profesional dan sempat mengorganisir pertunjukan udara di negerinya, menilai potensi yang ada di pulau Samosir harus segera dibenahi. Terutama mengenai infrastruktur jalan menuju lokasi terbang (take off). “Butuh waktu satu jam untuk mencapai bukit (Siulakhosa, red) tempat di mana kami take off. Jadi sangat melelahkan bagi peserta,” ujarnya. “Begitupun kami merasa senang berada di sini,” tandas Branko. (**)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar