Minggu, Mei 10, 2009

SENI SUISEKI NAN KHARISMATIK

SENI Suiseki merupakan suatu hobi unik bagi siapa saja yang menjalaninya. Suiseki merupakan perpaduan imajinasi alam dan keindahan bentuk batu yang memang tak lazim. Berbagai bentuk yang unik hingga aneh pun ada, tanpa di pahat ataupun diukir. Bentuknya asli proses alam dari ratusan bahkan ribuan tahin silam.
Secara harfiah Sui berarti air dan Seki berarti batu. Perpaduan unsur inilah yang membuat keindahan alam suiseki menjadi sebuah seni imajinasi tinggi bagi peminatnya. Suiseki ini berasal dari Jepang yang kemudian dipupulerkan juga oleh China.
Perkumpulan Pecinta Suiseki “Tujuh Dahan” yang dibina oleh Ian Batubara. Seniman suiseki yang memiliki banyak koleksi antik beralamat di Jl HM. Yamin No. 261 C Medan ini juga memiliki bonsai antik berumur puluhan tahun.
“Batu itu punya makna, dia berbicara dan gerak iramanya sendiri, tinggal kita yang mengimajinasikan bentuknya yang alami,” kata Ian di stan yang dibukanya pada Pameran Tanaman Hias di Taman A Yani Medan.
Dia mengaku mendapatkan batu-batu dengan bentuk yang sangat unik ini dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu hingga daerah Lampung pernah dia jelajahi. Banyak pula yang berasal dari kampung kelahiranya Tapanuli Selatan, Sumut.
Kesenian yang mulai ditekuninya sejak 1992 ini mengatakan, rumah makan yang sempat dimilikinya kini telah dijualnya demi kecintaannya terhadap suiseki dan bonsai. Pria yang lahir 37 tahun silam ini pun menjual koleksinya hingga puluhan juta rupiah. “Harganya bisa beragam sesuai dengan bentuk dan karakter batu, serta tingkat kesulitan mendapatkan batu ini,” ungkap Ian lagi.
Ali Imran (54) yang kebetulan berkunjung ke stan koleksi suiseki milik Ian Batubara mengaku dia sengaja mendatangi pameran batu untuk melihat-lihat koleksi yang ada. Dia berencana membeli suiseki yang dia mau untuk menghiasi kilam air mancur di pekarangan rumahnya.
“Saya saengaja mendatangi pameran batu ini, mau mencari suiseki untuk hiasan kolam saya di rumah,” kata Imran sembali mengamati suiseki yang dipajangkan. Menurut Imran jarang sekali koleksi suiseki ini ditemui di Medan. Dia pun mengatakan bahwa dirinya pernah juga mendapat kiriman suiseki dari temannya yang tinggal di Jepang. (Sumber : Surat Kabar Nasional Pos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar